Judul Novel :
Shukufuku Sa Reta Jinsei
Penulis : Kanato
Puji
Penerbit : Savana
ISBN : 978-602-793396-5
Harga buku : Rp 30.000,-
Shukufuku Sa Reta Jinsei
(Kita ada untuk melengkapi satu sama lain)
Sakuragi Reina terpaksa
tinggal bersama ayah dan keluarga barunya. Ya, ayah Reina menikah dengan
perempuan lain dan ia terpisah dari kakaknya Keichi. Neneknya meninggal dan
umurnya sudah beranjak 17 tahun. Tidak ada pilihan lain dia harus melanjutkan
sekolahnya dan harus tinggal bersama ayahnya jika ingin tetap dibiayakan
sekolahnya. Kesan pertama disekolah barunya tidak buruk. Dia diterima dengan
baik. Namun menurut dia, beradaptasi dengan lingkungan baru sangatlah tidak
mudah.
Reina berjalan menuju
stasiun, dilihatnya banyak sekali kedai-kedai kecil dan dia memutuskan mampir
untuk membeli taiyaki makanan kesukaannya. Setelah itu dia mencari tempat duduk
yang masih kosong. Dia merasa heran, tempat seramai ini tetapi ada satu bangku
yang tidak ditempati. Atau karena ada kalengnya? Dia pun membuang kaleng
tersebut. Namun ternyata tempat itu sedang digunakan untuk memotret. Reina pun
meminta maaf karena ia tidak tahu. Mereka pun berkenalan, untungnya si pemotret
itu baik. Dia bernama Harada Kenta. Entah mengapa mereka langsung mengobrol
akrab bahkan Harada meminta tolong kepada Reina agar bersedia berdiri di
belakang kaleng-kaleng sambil pura-pura berjalan dan makan taiyaki.
Tanpa disadari pertemuan mereka dengan ketidaksengajaan ini terus
berlanjut.
Hari ini pertemuan ketiga kalinya, dia janjian
ditempat pertama mereka bertemu. Harada tampak berbeda tak seperti biasanya.
Entah mengapa hari ini belahan rambutnya berubah menjadi disebelah kiri. Hari
ini dia juga membawa botol minum, tanpa membawa kamera, bahkan lebih banyak
omong dari biasanya. Dia pun tampak sangat memahami ilmu kedokteran saat
memeriksa kakak Ryota. Anak yang tertabraknya saat akan menemui Reina. Namun,
Reina tidak menghiraukan semua itu. Hari ini, dia merasa sangat senang
mengobrol dengan Harada. Tanpa disadari ada yang memperhatikannya sejak tadi.
Ya, Kataoka. Teman sokolahnya yang sudah menganggapnya sebagai adiknya sendiri.
Karena Reina mirip dengan adiknya yang sudah meninggal karena……… (Hmmm…. Baca
bukunya langsung ya ;P)
Dia
pun pulang bersama Kataoka, dan Kataoka berkata jika Harada menoleh itu berarti
dia menyukainya. Yeaaaaaah ternyata Harada menoleh. Begitu bahagianya Reina.
Awalnya Kataoka sangat khawatir dengan Reina, karena dia baru mengenal Harada
dan dia tidak ingin Reina seperti Keyri adiknya. Tapi sekarang Kataoka sudah
tidak begitu khawatir karena tadi dia telah mengobrol sedikit dengan Harada.
Dan menurutnya, Harada orang yang baik dan asik.
Harada
tampak sangat gusar karena hari ini dia mengajak Reina untuk menemui kakaknya di
rumah sakit atas permintaan kakaknya. Reina pun menyadari hal tersebut, Harada
tampak gelisah. Berkali-kali ia bertanya. Tapi Harada hanya menjawab tidak. Entah
mengapa jantung Reina berdetak cepat karena sikap Harada.
Saat
akan membuka pintu. Harada menahan tangan Reina. Dan ia berkata “Aku mohon apapun
yang terjadi kau tidak boleh marah kepada kakakku. Marahlah kepadaku.” Reina
sangat bingung. Dia bertanya balik “Memangnya apa yang telah kakakmu lakukan
sehingga aku harus marah padanya?” Harada pun terus memohon agar ia tidak marah
kepada kakakknya. Dan Reina pun berjanji. Lalu mereka masuk. Dan saat Reina
bangkit dari bungkuknya sehabis memperkenalkan diri. Entah mengapa mulutnya
terasa kaku. Dia juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Sekujur tubuh Reina terasa
kaku. Saat seseorang yang berada dikursi roda itu menyapa dan mendekatinya, Reina
pun berusaha untuk pergi. Dia kesal, marah. Apa-apaan semua ini? Tapi Harada
menghadangnya. “Aku membencimu. Kau
telah membohongiku.” Ucap Reina saat Harada menghalangnya untuk pergi.
Harada terus meminta maaf dan memohon agar dia mendengarkannya dulu. Lalu
Harada memperkenalkan diri, Aku Harada Kota disambung dengan orang yang duduk
dikursi roda itu, aku Harada Kenta. Ya, mereka kembar. Reina sangat bingung
selama ini dia mencintai orang kembar. Lantas siapa yang ia cintai? Reina pun
melontarkan beberapa pertanyaan. Namun, saat ia menanyakan “siapa yang waktu
itu menyatakan cinta kepadaku?” dan Harada Kenta menjawab “Ore (Aku)”. Entah
mengapa ia merasa tidak rela mendengar jawaban itu keluar dari mulut Harada
Kenta.
Lalu
siapa yang akan dipilihnya? Harada Kenta-kah yang memang sudah mencintainya?
Atau Harada Kota yang belum ia ketahui perasaannya? Atau bahkan ia memilih
untuk mengambil beasiswanya ke Perancis? (Penasaran dong pastinya. Yuk langsung
aja baca bukunya! Yang belum punya, yuk cuslah dibeli :PP)
_@Santiyapra_